Lokakarya di Ketapang yang dihadiri oleh Distannakbun Ketapang, PT KAL, dan perwakilan pekebun swadaya, menandai komitmen dari para pihak untuk mendorong terbentuknya rantai pasok berkelanjutan di Kalimantan Barat. Foto: USAID SEGAR
Salah satu instrumen dalam pengembangan kelapa sawit berkelanjutan adalah sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Sertifikat ini merupakan bentuk dukungan bagi pekebun swadaya, melalui kerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk menghubungkan rantai pasok komoditas sawit dari pekebun swadaya ke perusahaan yang telah tersertifikasi, baik dari ISPO maupun dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di tingkat global.
Untuk mendukung pekebun swadaya dalam memenuhi persyaratan sertifikasi berkelanjutan tersebut, USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) telah melakukan kajian kesenjangan atau gap assessmentterhadap kesiapan kelompok pekebun swadaya di Kalimantan Barat, khususnya di tiga lokasi di Kabupaten Ketapang dan satu lokasi di Kubu Raya. Dari hasil kajian itu, ditemukan kebutuhan perumusan langkah tindak lanjut untuk mensinergikan dukungan antarsektor dari pemerintah, swasta, dan organisasi pendamping lainnya. Dengan begitu, sertifikasi ISPO bagi petani swadaya dapat segera terwujud untuk kemudian menciptakan rantai pasok yang lebih bertanggung jawab baik terhadap lingkungan maupun sosial.
Bersama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, USAID SEGAR melaksanakan lokakarya Pembahasan Rencana Kerja Bersama untuk penerapan Sertifikasi ISPO bagi Kelompok Pekebun Swadaya di Ketapang pada tanggal 9 Januari 2024. Sebagai wadah untuk mendapatkan komitmen awal para pihak yang terlibat untuk mendukung sertifikasi ISPO bagi pekebun swadaya, lokakarya ini membahas potensi irisan program sekaligus merumuskan rancangan rencana kegiatan bersama dari pemerintah, perusahaan, dan pekebun swadaya untuk mendorong sertifikasi ISPO bagi pekebun berdasarkan hasil kajian kesenjangan.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan di ruang pertemuan Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Kabupaten Ketapang, USAID SEGAR dan Distannakbun Ketapang berperan sebagai fasilitator, dengan turut mengundang PT Kayung Agro Lestari (KAL) sebagai sektor swasta yang terlibat, perwakilan Asosiasi Kelapa Sawit Harapan Matan Bersama dan Mitra Pembangunan Ketapang (MPK).Membuka acara,Kepala Bidang Perkebunan Distannakbun Ketapang, Fardy Akhyarsyah, S.P., M.P., memaparkan harapannya mengenai penyusunan rencana kerja bersama untuk bisa mengakselerasi sertifikasi ISPO bagi pekebun swadaya.
Dalam kata sambutannya, Fardy menekankan pentingnya sertifikasi ISPO bagi pekebun swadaya, karena melalui inilah dapat tercipta rantai pasok kelapa sawit berkelanjutan. Harapannya, rencana kerja bersama ini menjadi awal dukungan kolaboratif Distannakbun, diikuti dengan komitmen perusahaan dan lembaga mitra pembangunan untuk bisa menyusun kegiatan yang berorientasi pada rantai pasok berkelanjutan.
Acara yang sama digelar di Kubu Raya pada Jumat (12/1) di Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya. Dalam acara ini, hadir perwakilan dari PT Bumi Perkasa Gemilang (BPG), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Teluk Bayur dan JARI Indonesia Borneo Barat. Salah satu rangkaian acara yang dilakukan adalah presentasi hasil kajian kesenjangan pemenuhan sertifikasi ISPO bagi pekebun swadaya di Kubu Raya oleh USAID SEGAR dan analisis rantai pasok kelapa sawit dari pekebun swadaya. Terakhir, dilanjutkan dengan diskusi untuk menyepakati rancangan kerja kolaboratif untuk mendorong penerapan sertifikasi ISPO bagi pekebun swadaya, antara USAID SEGAR, dinas terkait, perusahaan swasta, dan kelompok petani swadaya.
Copyright © 2025 USAID SEGAR All rights reserved