Kegiatan simulasi penggunaan drone dan GPS di lapangan bersama para peserta pelatihan pemetaan persil untuk mendukung percepatan STDB di Aceh Timur. Foto: USAID SEGAR
Aceh Timur– Pemerintah Kabupaten Aceh Timur telah berkomitmen dalam mendukung percepatan pendaftaran Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) untuk petani swadaya. Terkait inisiatif ini, USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) memfasilitasi pelatihan untuk menggunakan drone dan aplikasi global positioning system (GPS) dalam rangka pemetaan lahan petani. Kegiatan peningkatan kapasitas ini melibatkan partisipasi dari berbagai dinas pemerintahan Kabupaten Aceh Timur, perwakilan pemerintah desa, fasilitator masyarakat, dan lembaga lokal yaitu Geutanyo.
Pemetaan lahan merupakan tahap penting dalam pertanian dan perkebunan berkelanjutan. Data hasil pemetaan memberikan informasi luas, letak, serta status kepemilikan lahan pekebun yang akurat. Penggunaan pemetaan poligon yang merupakan pemetaan berbasis banyak titik dan dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak membentuk rangkaian titik-titik luas dan letak lahan.
Informasi ini akan mendasari proses penerbitan STDB yang saat ini menjadi keharusan oleh pemerintah agar lahan garapan pekebun dapat diketahui dan terdata di wilayahnya secara akurat. STDB sangat diperlukan oleh pemerintah sebagai dasar untuk menetapkan berbagai kebijakan usaha perkebunan bagi pekebun dan diharapkan bisa membuka akses yang lebih luas terhadap dukungan dan peluang ekonomi serta insentif dalam rantai pasok berkelanjutan.
Mukhlis Sai Putra yang menjadi narasumber dalam pelatihan ini menyampaikan, “Dalam mewujudkan rantai pasok berkelanjutan, ketersediaan dan kualitas data merupakan hal yang mendasar. Ini sangat bergantung pada kesiapan segenap pihak di daerah dalam pemenuhannya.” Menurutnya teknologi GPS dan drone sudah banyak dimanfaatkan untuk survei dan ke depannya akan mendominasi karena dinilai efektif dan efisien dibandingkan dengan cara konvensional. “Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID ini, harapannya baik pemerintah maupun masyarakat umum mendapatkan keterampilan serta pemahaman yang baik tentang pemanfaatan teknologi pemetaan GPS dan droneserta bagaimana aturan yang ada dalam pengoperasiannya untuk dapat membantu proses kerja di daerah,” imbuhnya.
Narasumber pelatihan pemetaan persil lahan petani swadaya membimbing para peserta untuk memahami cara menggunakan drone dan GPS. Foto: USAID SEGAR
Sebanyak 26 orang mengikuti kegiatan pelatihan pemetaan persil yang dilakukan selama empat hari pada tanggal 6-9 Juni 2023. Selain menerima materi-materi penggunaan drone dan GPS serta pengolahan datanya secara teoritis di dalam kelas, para peserta juga diajak melakukan simulasi di lapangan. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh dari pelatihan ini dapat membantu pendataan persil petani swadaya di Aceh Timur. Lebih jauh lagi, data yang diperoleh juga membantu keperluan perencanaan untuk menghubungkan petani swadaya dengan rantai pasok yang lebih besar.
“Kebutuhan kami di kampung cukup tinggi untuk memetakan wilayah dan lahan masyarakat. Keterampilan pemetaan menggunakan dronedan kesempatan langsung untuk menerbangkan drone tersebut sangat bermanfaat bagi kami,” kata Samidah, perwakilan masyarakat dari Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, sekaligus fasilitator komunitas dari Yayasan Geutanyo.
Hanan, salah satu staf pemerintah Desa Bukit Tiga, Kecamatan Peunaron menyampaikan bahwa sebenarnya ia berharap waktu yang lebih banyak untuk pelatihan pemetaan ini karena ilmunya sangat diperlukan pemerintah desa. “Pengetahuan penggunaan GPS dan drone sangat membantu kami dalam percepatan pemetaan di tanah atau kebun masyarakat. Dengan begitu pelayanan kami untuk membuatkan surat sporadik, surat keterangan tanah, dan surat keterangan lainnya yang berkaitan dengan tanah akan semakin mudah.”
Copyright © 2024 USAID SEGAR All rights reserved